Coretan tinta hitam

Sunday 9 August 2015

Bidadari sayap hitam

Parade cerpen bebas
Bidadari bersayap hitam

By : Irma putri syaepudin aka kelelawar absurd

.......


Masa lalu datang untuk menghancurkan, jadi sebelum dia datang hancurkan! Bunuh! Kita hidup seperti rantai makanan, jadi sang kelinci lemah atau seorang predator.

Ini tahun ke-3 pernikahan kami, dan kami baik -baik saja sama seperti pasangan lain. Meskipun, kami belum sempurna. Yah, kami belum diberikan kepercayaan oleh Tuhan untuk menimang momongan. Tetapi, aku dan dia sepakat untuk tidak membahas masalah ini dan membiarkan takdir Tuhan yang berjalan, mengatur semuanya. Tetapi ada satu hal yang terus mengganjal pikiranku, mantan! Ya mantanku dan mantan pacar suamiku, mereka ancaman bagiku, mereka bisa menghancurkan pernikahan kami, mereka noktah merah untuk perkawinan kami. Aku takut kehilangan orang yang kucintai, aku tahu mertua lebih menyukai Ayu Wardhani, guru SD yang pernah dijodohkan dengan suamiku, namun akhirnya gagal saat suamiku memilih menikah denganku. Lalu Hanafi yang terus meneror enggan melepaskan cintanya padaku, meskipun aku menikah, aku takut sangat takut bila kebahagiaan saat ini terenggut begitu saja, sia - sia  kupertahankan.

   "Besok ada Reuni sekolah, kamu mau ikut? " tanyanya padaku saat merapihkan dasinya. Aku menggeleng pelan sambil tersenyum, "Tidak usah, pergilah sendirian, pasti kangen dengan masa lalumu, " dia mencium dahiku lalu berpamitan dan saat itu aku menatap kepergianya dengan senyuman penuh arti, "Masa lalu ya? Hm ...."


Reuni sekolah berlangsung lancar, semua tamu undangan hadir, saling melepaskan kangen dengan sahabat lama, begitu pun dengan Ayu Wardhani, ia datang dan bertemu mantan pacarnya yang kini notabene suami orang, Ayu tahu dan Ayu mengerti, dia pun sudah menikah dan memiliki anak, dia hanya menganggap mantan pacarnya teman biasa, meskipun sudah tidak berhubungan namun tali silaturrahmi tetap terjalin. Sayangnya Ayu Wardhani tidak tahu, malaikat maut mengintainya.

   "Bagaimana kabar istrimu? " tanyanya.

"Baik, dia baik -baik saja, hanya saja Tuhan menguji kami, kami belum diberikan kepercayaan untuk mempunyai momongan, " ujar Hendra.

"Tidak apa, jangan putus asa, aku selalu berdoa yang terbaik untuk istrimu dan kamu, " ucap Ayu sambil tersenyum.

"Aku ke toilet dulu ya, " Ayu berpamitan pada Hendra untuk pergi ke toilet, Ayu masuk ke dalam toilet bertuliskan 'Female ' itu. Ia menyisir rambut dan menata make up nya, "Merasa cantik? Hingga ingin kembali pada Mas Hendra? " ujar seseorang di belakang Ayu Wardhani, seringai iblis terpampang di wajahnya.

"Laras? Kenapa bisa ada disini? Dan apa maksudnya? Aku hanya mengobrol biasa dengan suamimu, tidak ada alasan lain, " ujar Ayu Wardhani.

"Halah bohong! Masa lalu itu datang untuk menghancurkan, jadi sebelum kau menghancurkan pernikahan kami , aku yang terlebih dahulu menghancurkan kamu!" Laras dengan cepat menjambak rambut panjang Ayu Wardhani dan mencekik dia dari belakang dengan seutas kabel, Ayu Wardhani meronta berusaha melepaskan diri, namun murka laras lebih kuat dari tenaganya. Ayu Wardhani terbatuk, nafasnya tersengal lalu melemah, matanya melotot dengan lidah menjulur keluar, Laras tersenyum penuh kemenangan.


Aku bahagia , masa lalu itu sudah hancur sebelum menghancurkanku, tinggal satu halangan lagi, dan aku harus segera memusnahkannya. Kenapa? Kenapa diriku begitu pendendam? Karena aku merasa Tuhan tidak adil, Tuhan itu jahat padaku!

"Coba dulu Hendra menikah dengan Ayu Wardhani , pasti hidupnya bahagia, lalu kita segera menimang cucu. " Itu yang kudengar dari ibu mertua, sakit! Hati ini seperti tersayat silet, lalu kemudian remuk tidak berbentuk.

"Coba saja kau menikah denganku! Pasti hidupmu lebih baik dari sekarang, Laras, " ucapan Hanafi membuat api dalam jiwaku bergolak seperti kuali panas, bahagia katanya? Playboy seperti dia mana mungkin bisa membuat aku tersenyum setiap saat seperti apa yang Mas Hendra berikan. Aku kesal dengan dunia yang kejam padaku, terlalu banyak penderitaan yang aku lalui, hinaan, makian, Mas Hendra sayang aku akhiri saja semuanya, aku akhiri saja!



Hanafi tengah duduk di hadapan Laras, wanita -- mantan pacarnya, yang kini telah jadi istri orang lain. Hanafi masih mencintainya, namun Laras sudah tidak ingin mengenalnya, Hanafi tahu diri, dia tidak mungkin bisa mendapatkan cinta Laras kembali. Tetapi, Hanafi hanya ingin tahu seberapa besar cinta Laras pada Hendra, lalu Laras mengajaknya bertemu lagi dan mengajaknya kembali, "Kau benar, lebih baik aku bersamamu, " ujar Laras,  Hanafi kaget namun berusaha terlihat tenang.

"Akhirnya kamu sadar, kalau aku satu satunya lelaki sejati untukmu, " ujar Hanafi, hatinya merasa cemas. Laras memeluknya dari belakang, pelukan lembut saat seperti dulu, "Suamiku sedang pergi ke luar kota, kita bisa bersenang - senang di Villa ini bisiknya menggoda, Hanafi terpancing mengikuti lekuk tubuh Laras yang memanggilnya masuk ke dalam kamar, dia tidak tahu, masuk dalam jebakan maut Laras. Gemericik air membuat Hanafi berpikir Laras berada di kamar mandi. Namun dengan cepat ditepisnya pemikiran itu, saat melihat pantulan tubuh Laras di cermin besar di hadapannya, tatapan mata yang tajam penuh dengan api amarah, Hanafi bergidik ngeri melihat Laras, namun keterkejutannya tidak hanya sampai disitu, dengan cepat Laras menerjang, memukulnya dengan tongkat baseball, Hanafi terhunyung menabrak cermin di hadapannya, Hanafi berusaha melawan Laras. Namun setan yang menguasai pikiran mantan pacarnya itu lebih kuat dari apa pun, Hanafi berlari berusaha melepaskan diri, namun darah yang keluar dari dahinya membuat tubuhnya lemas, Hanafi terjatuh dan jadi sasaran empuk kesadisan Laras.



Aku senang, aku bahagia masa lalu itu sudah enyah, sudah lenyap dari hadapanku. Tetapi, mengapa kini malah kebahagiaanku harus terenggut paksa, aku harus berdiam menyepi dalam rantai kepekatan, terkurung dosa yang tiada pernah berhenti menaungi hari -hariku, Hanafi mati, Ayu Wardhani mati, lalu Mas Hendra tersayang menundukkan kepala kecewa, hatinya terluka karena aku yang kalap dan melakukan dosa, cintanya hancur oleh bidadari yang bersayap hitam. Aku disini sendiri kesepian dalam balik jeruji besi  ....


Kuningan, 27/07/15



No comments:

Post a Comment