Coretan tinta hitam

Sunday 9 August 2015

Perempuan bergaun merah

Parade horor flashfiction

Perempuan bergaun merah

By : Irma putri syaepudin

Malam Minggu  , malam sakral untuk para muda -mudi yang dimabuk asmara. Waktunya mengunjungi pacar tercinta, dan untuk para jomblo malam Minggu adalah malam yang paling menyebalkan. Andri patah hati karena wanita yang ditaksir olehnya malah jadian dengan sahabatnya sendiri, jadilah Andri luntang lantung enggak jelas. Kebetulan ada acara kenduri di kampung sebelah. Biasanya sering diadakan pesta minum tuak, akhirnya Andri berangkat sendirian menuju kampung sebelah, berharap bisa ikut berpesta tuak malam itu. Andri melewati jembatan yang terkenal angker, orang - orang sering membicarakan jembatan itu sebagai jalur kematian. Banyak kendaraan sering terjatuh bahkan tiba-tiba sering terjadi orang bunuh diri loncat ke jurang di bawah jembatan. Konon katanya, dahulu ada seorang gadis cantik yang bunuh diri di sana, ia patah hati diputuskan pacarnya yang menghamili orang lain. Andri sering mendengar kabar arwah gadis itu mengganggu para pengguna jalan. Namun, karena suasana hatinya sedang resah, Andri memilih mengabaikan rasa takutnya.

"Mau kemana Bang? " tanya seseorang, Andri menoleh matanya terhipnotis oleh kecantikan gadis bergaun merah di hadapannya. Gadis cantik itu tersenyum lembut pada Andri, Andri bersumpah gadis di hadapannya adalah bidadari yang turun dari langit untuknya yang sedang patah hati.

"Mau ke kampung sebelah lihat kenduri? Adik ini siapa? Darimana? Dan mau kemana? Ini sudah larut malam? " tanya Andri, sebenarnya dia hanya berpura pura bertanya sekedar basa basi. Andri berpikir gadis bergaun merah itu seorang kupu-kupu malam , Andri langsung mengajaknya mengobrol. Ternyata gadis itu mengasyikkan, namanya Salimah. Andri merasa nyaman dengan Salimah, tadinya ia berpikir Salimah gadis malam, ternyata dia juga sekampung dengannya. Salimah mengaku keponakannya Pak Abdul. Malam semakin larut, Salimah meminta Andri mengantarkan pulang ke rumahnya. Andri dengan senang hati mengantar Salimah ke depan pintu rumah Pak Abdul, jarak antara rumahnya dan rumah Pak Abdul tidak begitu jauh, hanya saja Pak Abdul jarang di rumah karena berdagang di pasar. Andri tidak tahu Pak Abdul punya keponakan secantik Salimah.

"Makasih ya Bang, sudah mengantar Limah pulang. Ini buat Abang kenang - kenangan, " Salimah memberikan Andri sebuah saputangan berwarna merah.


***
Esok paginya, Andri berbahagia. Ia bermaksud ke rumah Pak Abdul untuk bertemu Salimah si gadis cantik bergaun merah yang membuat hatinya berbunga. Andri sampai di rumah Pak Abdul, kebetulan Pak Abdul dan istrinya ada di rumah. Andri langsung mengucapkan salam. Tidak berapa lama Pak Abdul dan istrinya datang membuka pintu dengan wajah ramah.

"Maaf, permisi Pak Abdul saya Andri. Tidak jauh rumah saya dari sini, saya ingin bertemu Salimah, keponakan Pak Abdul. Semalam saya mengantarkan pulang ke sini, " ujar Andri membuat istri Pak Abdul pingsan seketika. Andri merasa heran mengapa istri Pak Abdul sekaget itu.

Ternyata Salimah adalah gadis yang bunuh diri di jembatan, ia memang keponakan Pak Abdul, malah Pak Abdul yang tidak mempunyai anak sudah menganggap Salimah putrinya sendiri. Andri kaget dan merasa tidak percaya, "Tapi semalam dia memberikan saya sebuah saputangan Pak, " ujar Andri. Ia mengeluarkan saputangan pemberian Salimah, betapa kagetnya ia saputangan berwarna merah itu berubah menjadi daun kering. Andri shock berat dan tidak sadarkan diri, Pak Abdul meminta maaf pada Andri dan keluarganya, semenjak kejadian itu Andri tidak berani lagi melewati jembatan itu sendirian terlebih malam hari.


No comments:

Post a Comment