Coretan tinta hitam

Thursday 1 October 2015

Harimau dan kura-kura

Hikayat Harimau dan Kura-kura
Ini adalah kisah zaman dahulu dan diceritakan kembali pada zaman sekarang, berharap bisa menjadi tauladan. Mengambil sisi positifnya dan membuang sisi negatifnya, kisah tentang Harimau yang licik dan Kura-kura yang cerdik.

Di sebuah hutan lebat, tempat berbagai spesies hewan dan tumbuhan, kisah ini berawal. Adalah seekor harimau jantan yang tamak dan juga sombong, semua binatang takut padanya. Dia menyebut dirinya sang Raja rimba, dan tidak seorang pun takut padanya. Harimau jantan itu tengah dilanda kebingungan, kemarau panjang datang melanda. Sumber mata air mulai kering begitu pun makanan, dia lapar tetapi bingung harus memakan apa.

"Bagaimana ini? persediaan makanan sudah habis perutku lapar," katanya sambil berjalan gontai menyusuri hutan belantara. Saat ia sedang asyik berjalan , tiba-tiba ia mendengar suara binatang lain sedang membicarakannya, ia pun bersembunyi di semak-semak sambil mendengar diam -diam.

"Kemarau melanda, persediaan makanan kita sudah menipis bagaimana ini? apa kalian punya ide? " tanya Monyet.

"Iya betul persediaan makananku pun sudah habis , dimakan harimau yang tamak. Mau mencari kemana lagi kita? " ujar Kepiting  yang kemudian disetujui para binatang lain. Memang benar persediaan makanan mereka untuk kemarau yang panjang telah ludes dimakan Harimau yang rakus dan tamak. Para binatang bingung, sementara mereka tidak tahu kapan kemarau berakhir. Dan mereka tidak menemukan tempat yang masih banyak terdapat makanan, tidak mungkin mereka ke tempat para manusia berada, mereka takut penduduk akan marah dan memburu mereka. Hutan tempat mereka tinggal sebagian sudah gundul, akibat ulah para manusia yang menebang pohon, tanpa mau menanamnya kembali. Harimau begitu marah mendengar mereka yang membicarakan tentang dirinya dan mengatakan kalau dia rakus dan tamak.





"Lihat saja ,apa yang akan aku lakukan pada kalian semua, " ucap Harimau sambil merencanakan sebuah jebakan.


Keesokan harinya, saat para binatang sedang berkumpul bersama, Harimau datang sambil berkata, "Kalian semua! Dengarkan! Aku akan mengadakan sebuah lomba unjuk kekuatan. Siapakah diantara kalian yang mau melawanku!? Jika aku kalah, maka aku tidak akan mengganggu kalian lagi dan memberikan persediaan makanan yang kupunya pada kalian. Tetapi, jika kalian yang kalah, kalian semua yang ada disini akan jadi santapanku! " Harimau tertawa terbahak. Semua terdiam, bingung harus melakukan apa, mereka takut jadi santapan Harimau tetapi mereka juga tidak berani beradu dengan Harimau yang jahat.

"Aku mau bertanding denganmu Harimau, jelaskan padaku apa jenis perlombaannya? " tanya Kura-kura, membuat semua binatang kaget. Si Kura-kura kecil dan lambat itu berani menerima tantangan si Harimau yang buas? semuanya kesal sekaligus senang, kesal karena bagaimana caranya seekor Kura-kura kecil dan lambat menghadapi Raja rimba yang buas? bagaimana jika kalah?  mereka semua akan jadi santapan sang Harimau. Tetapi, mereka senang akhirnya ada yang berani melawan sang Harimau.

"Kau!? Kau yang akan melawanku? apa tidak salah? Kau lambat, kecil, dan rapuh. Apa aku tidak salah dengar? " Harimau tertawa terbahak tidak percaya dengan apa yang di dengarnya. Kura-kura kecil dan lamban mau beradu dengannya, Harimau tertawa menghina dia senang Kura-kura masuk jebakannya, memang selama ini hanya Kura-kura yang selalu berani padanya. Jika yang lain takut dan selalu memberikan makanan mereka, maka beda dengan Kura-kura tidak pernah menuruti perintahnya, malah membagikan makanannya pada binatang lain.

"Kura-kura, jangan bercanda nasib kami semua ada di tanganmu. Bagaimana jika kalah tamatlah riwayat kita semua!" ucap Monyet kesal.

"Aku tidak bercanda dan aku menerima tantangan Harimau, percayalah kalian semua padaku. Dan kau Harimau katakan apa perlombaan itu?" ujar si Kura-kura tenang.

Harimau berhenti tertawa, lalu ia berkata, "Baiklah, tidak apa -apa melawanmu saja,  perlombaannya ialah kita unjuk kekuatan siapa yang tahan dibakar hidup -hidup tanpa terluka dialah pemenangnya," ujar Harimau, semua kaget dengan jenis perlombaan yang Harimau katakan. Apakah Kura-kura bodoh mau mengikuti adu kekuatan itu?

"Nah, bagaimana Kura-kura apakah kau setuju? dengan perlombaannya? " tanya Harimau pada si  Kura-kura.

Dengan tenang Kura-kura menjawab, "Baiklah kuterima tantangan darimu, kapan kita mulai perlombaan itu?"

"Besok kita mulai, sekarang, kalian semua kumpulkan kayu bakar sebanyaknya untuk perlombaan besok, " perintah sang Raja rimba lalu dia pun pergi, sementara yang lain meninggalkan Kura-kura sendirian.

"Lebih baik Kau jangan gegabah Kura-kura," ujar Burung pelatuk merasa khawatir pada sahabatnya.

"Tidak apa-apa, percayakan semua padaku, aku tidak mungkin membuat kalian jadi santapan si Harimau yang keji, " Kura-kura meyakinkan sahabatnya si Burung pelatuk.

Sementara itu, Gajah dan Kancil yang sedang mencari kayu bakar merencanakan untuk kabur dari hutan itu, "Kancil, sebaiknya kita kabur sejauh mungkin. Aku yakin si Kura-kura akan kalah dan kita semua akan jadi santapan Harimau, " ucap Gajah pada kancil.

"Iya kau benar sekali Gajah, kita pergi saja sejauh mungkin, sekarang! Jangan hiraukan yang lain. Aku masih ingin hidup, " Kancil ketakutan. Mereka pun langsung berlari secepat mungkin meninggalkan hutan, mereka takut Kura-kura akan kalah.

Di tempat lain, Harimau tengah tertawa puas karena yakin besok si Kura-kura akan kalah dan dia kenyang memakan semua binatang.


Esok hari yang cerah, semua binatang berkumpul. Di tengah hutan yang sedikit lapang, di hadapan mereka sudah ada dua gundukan kayu bakar untuk perlombaan Kura-kura dan Harimau. Semua yang percaya pada Kura-kura berdoa semoga sahabat mereka bisa menang.

"Semuanya, kita mulai saja acara uji kekuatan, siapa yang akan dibakar terlebih dahulu, aku atau kau kura-kura? " tanya Harimau.

"Aku saja duluan Harimau," Kura-kura maju ke depan, masuk kedalam tumpukan kayu bakar kering, semua yang ada disitu harap-harap cemas.

"Jika kau sudah siap aku akan membakarmu! hei Kura-kura!" ujar Monyet sebagai juri perlombaan.

"Apa kau siap? " tanya Harimau.

"Belum, tunggu sebentar aku sedang menggaruk perutku yang gatal, " ujar Kura-kura dari dalam tumpukan kayu, padahal sebenarnya si Kura-kura yang cerdik tengah menggali lubang di tanah.

"Apa sekarang kau siap? " tanya Harimau yang tidak sabar mencicipi Kura-kura bakar.

"Tidak, sebentar lagi, aku masih menggaruk perutku yang gatal, beri aku waktu, " ujar si Kura-kura sambil terus menggali tanah hingga dalam. Setelah dirasa cukup dalam, kura-kura berteriak, "Aku siap! Bakarlah kayunya! " Lalu Harimau membakar kayu di hadapanya. Sedangkan si Kura-kura bersembunyi di lubang yang telah dibuatnya, api berkobar membakar tumpukan kayu kering, semua binatang sedih dan takut jika Kura-kura mati. Tiba-tiba terdengar suara seperti letusan benda keras, membuat semua berpikir kalau itu cangkang Kura-kura yang terlepas.

"Itu pasti cangkangnya!" ujar Harimau tertawa terbahak. Padahal itu adalah suara letusan kayu bambu yang terbakar, kemudian terdengar letusan lagi, yang mereka pikir itu bunyi suara letusan perut si Kura-kura. Harimau semakin tertawa puas, dia senang bisa memakan daging Kura-kura bakar.

Setelah semuanya terbakar habis, tinggalah abu dan arang,"Mari semua kita lihat apakah dia masih hidup! " seru Harimau. Monyet pun membersihkan abu dan arang yang mulai mendingin. Tiba-tiba, munculah Kura-kura dari dalam tumpukan abu dan arang, Monyet terkejut.

"Kura-kura masih hidup!" teriak Monyet. Semua binatang terkejut sekaligus senang Kura-kura selamat, itu artinya mereka juga selamat dari ancaman sang Harimau,  benar saja Kura-kura muncul tanpa lecet sedikit pun juga, Harimau benar -benar tidak menyangka Kura-kura akan selamat. Dia pun bingung, sekarang adalah gilirannya. Jika dia kabur, maka akan ketahuan jika perlombaan itu bohong hanya untuk menjebak Kura-kura.

"Kura-kura sudah membuktikan kalau dia tahan dibakar, sekarang giliranmu Harimau! " ucap Burung pelatuk. Mau tidak mau Harimau menuruti ucapan Burung pelatuk, dia pun masuk kedalam tumpukan kayu bakar kering.

"Apa kau siap Harimau? " tanya Monyet.

"Belum, aku sedang menggaruk perutku, " ujar Harimau sambil menggaruk perutnya, dia pikir dengan ritual garuk perut dia akan selamat.

"Kau siap? " tanya Monyet sekali lagi.

"Belum, aku masih menggaruk perutku!" ujar Harimau. Perutnya digaruk hingga lecet, lalu setelah beberapa menit ia menyudahi ritual garuk perutnya.

"Baiklah, Aku siap! " teriaknya.  Kayu pun mulai dibakar dan perlahan menjalar kemana -mana. Harimau yang tamak dan kejam pun terbakar, dia mati karena ulahnya sendiri. Berharap bisa membakar Kura-kura dan memakannya tetapi Kura-kura yang ia anggap lemah dan bodoh justru cerdik. Dan bisa mengalahkan sang Raja rimba yang rakus dan tamak, setelah semua kayu terbakar, tinggal abu dan arang yang dingin, Semua binatang memeriksa keadaan Harimau. Dan ternyata tinggalah tulang belulang Harimau belaka, semua binatang bersorak girang akhirnya sang penguasa rimba yang sering menindas mereka kalah, dan terbakar habis akibat ulahnya sendiri.

"Kita semua sudah bebas, sekarang ambilah persediaan makanan yang dulu dicuri dari kalian oleh Harimau. Jangan dihabiskan pakai saja seperlunya, " ujar Kura-kura. Lalu mereka pun mengambil makanan seperlunya, dan mengucapkan banyak terima kasih pada Kura-kura.

Kura-kura mengambil salah satu tulang Harimau, "Aku akan membuat seruling dari tulang ini, suling pengingat jika ketamakan tidak akan abadi. Tapi, bagaimana caranya aku melubangi tulang ini? Aku tidak punya alat apapun, " ujar Kura-kura bingung. Dia pun meminta bantuan para sahabatnya Burung pelatuk dan Kumbang hitam.

"Para sahabatku, aku ingin membuat seruling tetapi aku bingung bagaimana cara melubanginya, " ujar Kura-kura.

"Karena kau penyelamat kami, maka kami akan membantumu, serahkan saja pada kami hai Kura-kura," kata Burung pelatuk dan kumbang hitam. Akhirnya, burung pelatuk melubangi tulang harimau dibantu oleh kumbang hitam. Hingga terciptalah sebuah seruling yang indah.

"Terima kasih sahabatku, telah membantuku membuat seruling ini, Aku akan meniupkannya untuk kalian, " Kura-kura pun meniup serulingnya.

Suling aing suling tulang maung
diketrokan ku caladi
diliangan ku bangbara ....
teretet haung teretet haung

artinya :
serulingku terbuat dari tulang harimau
dibuat oleh Burung pelatuk, dilubangi oleh kumbang
teretet haung teretet haung.


Setiap hari Kura-kura meniup serulingnya. Indah dan membuat penghuni hutan senang dan merasa damai. Monyet merasa iri, terlebih semua penghuni hutan membanggakan Kura-kura dan serulingnya. Kura-kura dianggap pahlawan karena telah mengalahkan si Raja rimba dengan kecerdikannya, sehingga mereka bisa mengambil kembali persediaan makanan yang dicuri oleh Harimau.

"Hei! Kura-kura! aku ingin meminjam serulingmu barang sebentar, bolehkah? " tanya Monyet suatu hari.

"Maaf, aku tidak bisa meminjamkan seruling ini padamu, " Kura-kura ragu.

"Kau ini, pelit sekali pada temanmu sendiri! Sebentar saja. Kalau kau tidak percaya saat kutiup serulingmu kau peganglah ekorku, " Monyet meyakinkan Kura-kura. Akhirnya Kura-kura pun memberikan serulingnya pada Monyet, dan sesuai perjanjian Monyet, dia pun memegang ekor si Monyet.

"Hei Kura-kura jangan kau pegang ekorku yang itu. Di sebelah sana bisul dan sakit bila dipegang," kata Monyet berdalih. Kura-kura menurut ia geser pegangannya, tiba-tiba Monyet berteriak lagi, "Hei! Jangan disitu, ada bisulnya sakit! " ujar Monyet kembali. Kura-kura memegang ujung ekor Monyet dan secepat kilat Monyet berlari,  cepat bergelantungan dari pohon ke pohon membawa kabur seruling Kura-kura. Monyet menipu Kura-kura padahal ekornya baik -baik saja, itu hanya akalnya agar bisa lari membawa seruling Kura-kura.

Kura-kura sedih serulingnya hilang, tidak bisa menghibur lagi para sahabatnya. Datanglah Kepiting dan Udang yang kebetulan melihat sang Kura-kura tengah bersedih.

"Kau kenapa Kura-kura? "tanya Kepiting.

"Aku sedih, serulingku dibawa kabur Monyet dan aku terlalu lamban untuk mengejarnya, " ucap Kura-kura.

"Kami berdua bisa membantumu, mengambil kembali seruling itu dari tangan Monyet. Tetapi, ada syaratnya, " ucap Udang.

"Benarkah? Apa syaratnya? " tanya Kura-kura.

"Kami tidak mau menolong  tanpa dibayar, berikan kami hadiah, "ujar Kepiting. Kura-kura berpikir sejenak kemudian ia berkata, " Baiklah  ... akan kuberikan 100 ekor kerbau, "ucap Kura-kura.

"Setuju!" ujar mereka berdua serempak.


Keesokan harinya, Monyet sedang asyik meniup seruling di atas batu di pinggir sungai. Karena terlalu asyik meniup seruling, tanpa sadar Kepiting dan Udang sudah berada di belakangnya. Lalu Kepiting mencubit  pantat si Monyet dengan kedua capitnya yang tajam, Monyet kaget, lalu serulingnya terlempar. Kemudian dengan cekatan Udang mengambilnya, Monyet berlari kesakitan, Udang dan Kepiting membawa seruling itu kembali pada Kura-kura.

"Kura-kura! Ini serulingmu, mana janjimu memberikan kami 100 ekor kerbau, " tagih Kepiting.

"Pergilah! Ke sawah milik Pak tani kerbaunya ada di sana, " ujar Kura-kura, tentu saja kerbau itu ada, karena kerbau itu milik Pak tani.

Kepiting dan Udang dengan semangat menuju sawah yang dimaksud Kura-kura, kerbau -kerbau itu ada di sana, lalu Udang dan Kepiting membagi tugas menggiring para kerbau, Kepiting dari depan dan Udang dari belakang. Namun,  sialnya punggung Kepiting terinjak kaki kerbau hingga sekarang bukankah kita sering lihat kepiting punggungnya sedikit cekung ke dalam? Lalu kerbau itu membuang kotoran, hingga kotoran kerbau itu mengenai si Udang. Makanya sering kita lihat udang kotorannya di kepala, hingga ada istilah 'Otak udang ' yang artinya bodoh.


Begitulah, hikayat Kura-kura yang cerdik. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari cerita ini, bahwa kita tidak boleh menyepelekan seseorang dari penampilan saja, seperti harimau yang menyepelekan kura-kura yang menurutnya lamban. Juga Monyet yang mengambil barang yang bukan miliknya, Kepiting dan Udang yang menolong dengan pamrih dan ingin dibayar, padahal alangkah baiknya kita menolong sesama tanpa harus dibayar atau tanpa pamrih.


                                  
TAMAT
catatan : caladi =burung pelatuk dalam bahasa sunda
bangabara = kumban hitam dalam bahasa sunda. kumbang ini biasanya sering terlihat melubangi kayu
teretet haung -teretet haung =bunyi yang dihasilkan seruling si kura-kura dalam cerita diatas seperti dituturkan pencerita.


No comments:

Post a Comment